Sudah lumayan lama juga saya tidak mengisi blog ini dengan tulisan-tulisan saya, setelah laptop kantor yang saya pakai sudah jarang sekali saya bawa pulang, hampir berhenti saya menulis, tapi entah kenapa selalu ada perasaan yang kurang jika ada sesuatu yang menyembul dalam benak saya tidak saya tumpahkan dalam bentuk tulisan.
Hmm, ada yang ingin sedikit saya tumpahkan disini, kali ini bukan masalah programming, yang memang saya sukai. Kali ini saya hanya ingin sedikit berbagi masalah pemikiran.
Ok kita mulai saja, dua minggu lalu saya dan teman-teman terbaik saya di kampus saya BSI, pergi ke puncak untuk sekedar melepaskan keletihan dari kepenatan kota disana. Kami menginap semalam di sebuah villa yang kami sewa dekat puncak, dan keesokan paginya kami sepakat untuk pergi ke salah satu tempat wisata di daerah puncak.
Tempat wisata itu bernama “Telaga Warna”, di ujung puncak letaknya dekat dengan restoran di daerah puncak yang lumayan terkenal, Restoran “Rindu Alam”. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari tempat tersebut, hanya sebuah telaga biasa yang juga sama sekali tidak berwarna seperti namanya. Hanya dinginnya angin pagi yang berhembus kencang saja yang mungkin membuat tempat tersebut agak sedikit berbeda.
Saat itu saya dan teman-teman mencoba mengitari telaga tersebut, namun banyaknya monyet liar membuat kami mengurungkan niat untuk mengitari telaga tersebut sampai selesai. Ketika kami berbalik arah, teman-teman saya sudah lebih dulu meninggalkan saya, istri dan anak saya di belakang. Ketika saya sedang asyik bercengkraman sambil berjalan dengan istri saya, saya mendengar bunyi kecipak air di pinggir telaga tersebut. Demikian juga dengan istri saya ketika kami menoleh ke arah kecipak air tersebut, bersamaan dengan itu kami melihat seekor ikan lumayan besar dengan berat sekitar 20 kilogram melompat keatas.
Yang saya tahu saat itu, ikan itu besar sekali, sama dengan besarnya anak saya yang berusia 5 tahun, saya pun memanggil kawan saya untuk mengajaknya menunggu untuk melihat apakah ikan besar itu akan melompat lagi ke atas, tapi sayang ikan itu hanya melompat sekali saja dan hanya saya dan istri saya yng melihat saat itu.
Ketika kami akan pulang dari tempat itu, kami sempat melihat-lihat informasi yang berisi cerita legenda-legenda tentang tempat itu. Dan anehnya dalam salah satu informasi legenda tsb di sebutkan bahwa, “Barang siapa yang bisa melihat ikan purba yang menghuni telaga tersebut sedang berenang atau melompat ke atas, niscaya semua cita-citanya akan tercapai”. Membaca legenda tersebut saya dan istri saya berbarengan mengucap dan berdoa dalam hati “Amin”.
Esoknya saya kembali bekerja seperti hari-hari biasanya, pekerjaan saya sebagai seorang System Analyst dan Java Programmer yang memang membutuhkan konsentrasi tinggi membuat saya bersyukur dua hari kemarin kami coba refreshing ke daerah puncak tersebut. Seperti biasanya dealine pekerjaan yang memang tiap hari ada, harus selalu segera saya selesaikan.
Dua hari setelah berwisata ke daerah puncak tersebut, saya dipanggil oleh direktur saya, dan tring....hari itu saya bahagia sekali, saya dinaikkan gaji yang menurut saya kenaikan gaji paling besar yang pernah saya terima selama saya bekerja di perusahan ini. Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat yang Maha Kuasa.
Yang mengganjal dalam hati saya adalah, apakah ini semua akibat saya melihat ikan besar di puncak tersebut, atau ini adalah kebetulan saja. Dua hari lebih saya mencari jawaban dari mengganjalnya perasaan saya ini.
Sebagai orang muslim, saya tidak boleh percaya dengan mistik/mitos. Haram hukumnya, musyrik jadinya. Tapi jika ini sebuah kebetulan saya rasa tidak juga, sebab segala urusan manusia sudah pasti ada relnya, ada alurnya, dan Tuhan yang mengatur rel perjalanan hidup manusia. Lalu ini sebenarnya ini apa? saya harus tetap mencari hingga ganjalan dalam hati saya bisa terjawab.
Jika kita menemukan kejadian yang ada hubungannya dengan mistik, jika kita tidak ingin dibilang musyrik, kita pasti bilang bahwa kejadian itu hanya kebetulan saja. Tapi jika setiap kali ada kejadian yang ada hubungannya dengan mistik tadi kita bilang itu hanya kebetulan saja dan kejadian yang ada hubungannya dengan mistik itu kita alami berkali-kali dan berulang-ulang, saya rasa tidak adil juga jika semua kejadian tersebut adalah kebetulan, masa kebetulan terjadi bekali-kali.
Seandainya dalam setahun anda menemukan 12 kali kejadian yang berhubungan dengan mistik dan lantas anda bilang bahwa semua kejadian dalam satu tahun itu adalah kebetulan semua. Menurut saya rasanya tidak adil, jika memang benar itu semua adalah kebetulan, jangan-jangan anda lahir dan hidup di dunia ini juga kebetulan saja. Tentunya anda tidak mau di bilang demikian kan?
Berangkat dari pemikiran tersebut, menurut saya kata kebetulan dipakai oleh sebagian orang yang mengalami kejadian mistis tapi tidak mau dibilang musyrik. Saya mau jadi orang yang tidak ingin memakai kata kebetulan tsb untuk menjawab ganjalan hati saya bahwa memang ada hubungannya kejadian saya melihat ikan besar di telaga warna tersebut dengan saya naik gaji, tapi saya tidak mau dianggap percaya mitos, karena saya takut musyrik, saya takut jadi haram pemikiran saya. Lalu ini apa.
Pagi ini tanggal 19 agustus 2008, tepat setelah saya melakukan sholat subuh, rasanya saya menemukan jawaban untuk menjawab pertanyaan bahwa memang ada hubungannya antara saya melihat ikan dan kegembiraan yang saya dapat tiga hari setelahnya. Bukan mitos, juga bukan kebetulan.
Saya mencoba menerangkan kepada hati saya bahwa diperlihatkannya ikan besar yang ada di Telaga Warna daerah Puncak kepada saya, adalah cara Tuhan yang sedang memperlihatkan tanda-tanda kebesarannya kepada saya, namun saya tidak menyadari. Saya sangat percaya jika Tuhan menurunkan rezeki kepada umat manusia sebenarnya Tuhan memberikan tanda-tanda, namun terkadang kita tidak menyadari.
Misal jika Tuhan ingin menurukan rezeki yang berupa hujan, Tuhan memperlihatkan tanda-tandanya dengan memperlihatkan mendung atau petir Atau jika Tuhan ingin menurunkan rahmatnya berupa anak atau keturunan kepada kita, Tuhan memberikan tanda-tandanya dengan adanya kehamilan dari istri kita. Bahkan kiamat pun akan ada setelah Tuhan menurunkan terlebih dahulu tanda-tanda datangnya kiamat seperti yang dijanjikan dalam kitab suci Al-Qur'an.
Subhannallah, saya baru menyadari begitu banyak sebenarnya tanda-tanda yang diberikan Tuhan akan hidup saya, kenapa saya tidak menyadari dan kurang bersyukur akan semua rahmatnya. Astaghfirullah hal adziem ampuni kesalahan-kesalahan ku ini ya Allah, dan Alhamdulillah telah memberikan kehidupan yang begitu indah dan bermakna kepadaku ya Allah.
Makin tebal iman saya, dan tenang hati saya setelah pertanyaan-pertanyaan mengganjal dalam hati dapat terjawab bukan dengan kata Mitos, atau kebetulan tapi tanda-tanda kebesaran Tuhan yang memang ingin diperlihatkan.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, dan semoga Tuhan melimpahkan rahmat kepada anda sebagaimana Tuhan juga melimpahkan rahmatnya kepada saya Amien ya Robbal Alamien...
Menteng, 19 Agustus 2008
josescalia
3 comments:
Pengalaman pribadi yang bermakna dan penuh arti. Konon "Mitos, Kebetulan dan Tanda-Tanda" banyak bertebaran di sekitar kita. Tuhan menciptakan sesuatu di alam raya ini tidak dengan sia-sia !
Waaah menarik banget ya soal ikan telaga warna ini. Kebetulan sekali kemaren saya melihat ikan besar bewarna merah meloncat 2 kali secara tegak lurus di telaga tersebut... Allah menyayangi kita dengan cara mengizinkan kita melihat hal2 yang langka. Alhamdulillah....
kadang juga berpikir seperti itu ketika mengalami kejadian yg menurut cerita masyarakat memiliki arti tersendiri. nggak mau dibilang syirik tapi masih kepikiran dg kejadian itu, . tapi cerita dalam tulisan ini sangat menarik.
Post a Comment